Pancaran matamu bak bintang dilangit
Bodymu terbalut indah
Pesonamu sungguh menawan
Kulit rapuhmu sebagai pelindung
Walaupun banjir kau kelam juga
Jauh-jauh ku datangkanmu
Menyelesaikan tugasku yang berliku-liku
Begitu setia kau kepadaku
Tak berharap imbalanKau cuma meminta daya
Secangkir minum pelepas dahaga
Malam dan siang tak kau hirau
Siap selalu bila ku perlukan
Tak kenal lelah
Letih pun tak
Benar-benar tegar jiwamu itu
Jemari tak kau miliki
Entah bagaimana kau bekerja
Hanya raga yang kau sandangkan
Mulutmu untuk memuntahkan
Suara gemuruh didalam perutmu
Menandakan kau sedang beraktivitas
Helai demi helai terus kau hamburkan
Berjuta huruf kau lukiskan
Teratur
Rapi
Sedikit pun tak pernah kau buat salah
Pilu
Sungguh malang dan kasihan
Penyakit berat melanda ragamu
Kau terdiam beserta membisu
Badanmu tlah kaku tak lagi berbuat apa-apa
Kau tak lagi menemani
Juga tak lagi membantuku
Menatap keseharianmu
Kau hanya merenungi nasip
Air matamu terus mengalir
Membasahi lantai kamarku
Melelahkan
Setiap hari ku membersihkanmu
Terkejut tersentak
Melihat darah mengalir dari bibirmu
Kenapa
Siapa yang tlah melukaimu
Ku ambil tisu membersihkan lantai yang kau lumuri
Setiap hari kau terus meratapi
Air mata darah
Air liur kuning
Air lembam biru
Air hitam yang tak ku tahu apa
Semua itu keluar beriringan dari tubuhmu
Tak tahan lagi ku lihat
Ku bungkus dan ku balut
Agar kau tak lagi menambah sedihku
Ku jauhkan kau
Jauh ke gudangku
Kini kau akan tiada
Memisahkan diri jauh sejauhnya
Banyak hal yang telah kita lalui dan kita lakukan
Semuanya akan selalu ku ingat
Ku jadikan sebagai kenang-kenangan
Untuk menghilangkan rindu yang akan merasuki jiwa
Sekali lagi ku ucapkan
Sebelum kau beranjak jauh dan trus menghilang
Melalui bibir tak bertulang ini
Selamat tinggal "Printer Ku"
Semoga kau tenang dinegeri sana
Darussalam, 1 Juni 2011
Tidak ada komentar:
Posting Komentar